Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

11.08.2011

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER
LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN
Prof. Dr. Azwar Ananda, MA


Oleh:


Masfrana Wijaya, S.PdI
Nim. 2010/ 19840


PROGRAM PASCA SARJANA
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER
LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN
Prof. Dr. Azwar Ananda, MA

1. Pendidikan adalah satu disiplin ilmu. berikan satu analisa yang melukiskan bahwa pendidikan adalah suatu displin ilmu. uraian anda hendaknya meliputi pengertian, objek kajian, cakupan isi, metodologi serta kaitan ilmu pendidikan dengan ilmu lainya.

Pendidikan merupakan proses pembudayaan, dan pendidikan juga dipandang sebagai alat untuk perubahan budaya. Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses pembudayaan yang formal atau proses akulturasi. Proses akulturasi bukan semata-mata transmisi budaya dan adopsi budaya, tetapi juga perubahan budaya. Sebagaimana diketahui, pendidikan menyebabkan terjadinya beragam perubahan dalam bidang sosial budaya, ekonomi, politik, dan agama. Namun, pada saat bersamaan, pendidikan juga merupakan alat untuk konservasi budaya, transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya.
Objek kajian/ objek studi ilmu pendidikan adalah berupaya membantu proses pengembangan subjek didik dan satuan sosial, antara lain:
1. subjek-didik itu mempunyai wadah, yang tunduk pada aturan hukum biologik,sehingga menjadi dasar pemahaman proses perkembangan subjek-didik
2. manusia memiliki kelebihan lain antara lain berakal/budi atau tidak sama sekali yang mengahasilkan peradaban manusia yeng terus berkembang menjadi produk akal budi manusia yang menghasilkan kognisi, emosi, dan konasi.
3. manusia sebagai makhluk sosial yang menciptakan lingkungan hidup bersama yang saling berdampingan secara harmonis dan berkesinambungan.
4. masyarakat sebagai suatu integritas mengenai idealisme dan keyakinan yang melahirkan perubahan sosial dari masa ke masa.

Sehingga dapat diringkas bahwa perkembangan subjek didik melalui 4 fase: biologik; psikologis; sosial organisasi; dan integratif human.

Cakupan isi: dari empat pokok hal diatas dapat dilihat cakupan isinya sebagai berikut:
1. substansial subjek, yang dihimpun dari teori pendidikan
2. konteks sosial makro yang dibangun dari teori dan filsafat perubahan sosial
3. fungsional yang materinya dibangun dari pemikiran teknologik
4. instrumental, berdasrkan materi penyampaian , pengelolaan dan pengembangan.

Metodolgi pengembangan ilmu: mencakup 3 klaster:
1. metodologi berpikir. yang terbagi atas pola berpikir deduktif dan induktif (dimulai dari mempertayakan praktik/ manfaat apa, dilanjutkan dengan pengembangan alternatif2 untuk menemukan kerangka berpikir yang mampu menjawab praktik yang dihadapi.
2. metodologi pemaknaan secara deskriptif, inferensiil, dan normatif. sehingga memunculkan pemikiran antisifaitf yang kritis dengan menerapkan desain, penetapan tujuan, penyusunan instrumen, pembuatan analisis, dan pembuatan kesimpulan.
3. dan mengkonstruksi teori. yaitu bagaimana kita merekonstruksi perkembangan yang berkelanjutan secara cerdas, kritis sekaligus mampu berpikir dekonstruksi. sehingga produk ilmiahnya menjadi inovatif dan kreatif tak terduga, namun diakui bermutu tinggi mampu mengatasi masalah masa depan.


2. Sekolah yang baik harus berfungsi sebagai industri jasa dan pusat kebudayaan. berikan suatu analisa apa saja fungsi, ciri-ciri, hubungan sekolah dengan masyarakat dan hal-hal lain yang melukiskan sekolah sebagai industri jasa dan pusat kebudayaan

Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantarnya sebagai berikut :
1) Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
2) Memelihara hubungan baik dengan komitte sekolah.
3) Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
4) Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
Pada dasarnya hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah memiliki ciri pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan manfaat untuk kemajuan sekolah. Dan secara rinci dapat dijelaskan di bawah ini:
1) Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfa’at bagi kedua belah pihak. Hubungan yang bersifat suka rela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.
2) Hubungan yang bersifat kontinyu atau berkesinambungan antara sekolah dengan masyarakat.
3) Hubungan keluar sekolah guna menambah simpati masyarakat terhadap sekolah.
4) Hubungan ke dalam sekolah menambah keyakinan mempertebal pengertian para civitas akademika tentang segala pemilikan material dan immaterial sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.

Sekolah sebagai industi jasa dan pusat kebudayaan
Secara sederhana, fokus pendidikan hanya tiga, yaitu membangun pengetahuan, membangun keterampilan (skill), dan membangun karakater. dari ketiga aspek ini dapat kita lihat bahwa peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat dibutuhkan diera modernisasi sekarang ini, karena tidak selamanya manusia akan bergantung kepada alam. untuk itu diperlukan terobosan-terobosan baru dalam berbagai temuan yang dapat menciptakan perubahan sosial kehidupan ke arah yang lebih meningkatkan taraf hidup yang makin sejahtera. sehingga melahirkan konstribusi yang bermanfaat bagi generasi berikutnya yang diwariskan lewat kebudayaan antar generasi.


3. Prof. Dr. Imran Manan dalam buku “Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan” melukiskan hubungan yang sangat erat antara kebudayaan, pendidikan dan perobahan sosial, pembentukan kepribadian serta modernisasi dan pembangunan.
a. Uraikan dengan baik keterkaitan antara kebudayaan, pendidikan, perubahan sosial, dan pembentukan kepribadian tersebut.
Kebudayaan, pendidikan, perubahan sosial, dan pembentukan kepribadian:
Kebudayaan merupakan konsep dasar dalam ilmu sosial, yang menjadi titik tolak dalam kajian aspek perilaku manusia. konsep budaya dapat digunakan dalam mengkaji bidang pendidikan karena pendidikan adalah proses pembudayaan yang diwariskankan dari generasi kegenerasi berikutnya.
Penyampaian kebudayaan mencakup proses belajar dan mengajar, karena itu pemahaman tentang hakekat kebudayaan sangat penting dalam dunia pendidikan, khususnya dan orang-orang yang terlibat dalam pembuat kebijakan pendidikan pada umumnya.
Pendidikan merupakan proses yang meletakkan generasi baru dibawah pengendalian sebuah system budaya. Karena kebudayaan menentukan perilaku anggota-anggotanya, maka kurikulum harus dikembangkan dari kajian langsung nilai-nilai dasar kebudayaan yang dimanifestasikan dalam gagasan-gagasan, sikap-sikap, dan keterampilan-keterampilan yang terjadi dalam perubahan tatanan sosial masyarakat.
Orang yang berpendidikan baik akan memiliki kebudayaan yang baik dan akan melahirkan kepribadian yang baik pula. Contoh pola pengasuhan anak yang baik akan menghasilkan kepribadian yang baik
b. dikaitkan dengan komponen inti ilmu pendidikan, pendidikan yang bagaimana bisa merekonstruksi anak bangsa indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Proses pembangunan anak didik yang harus ditempuh, melalui penguatan pendidikan antara lain :
1. Tahap kesadaran tinggi , kesadaran tentang perlunya perubahan dan dinamik yang futuristik. Langkahnya perlu dengan penggarapan secara sistematik dan pendekatan proaktif mendorong terbangunnya proses pengupayaan
2. Pendidikan Karakter; Teori dan Aplikasikepada iptek, keterampilan dan pemantapan strategi. Aspek pendidikan dan latihan adalah faktor utama dalam pengupayaan. Konsep-konsep visi, misi, selalu terbentur dalam pencapaian oleh karena lemahnya metodologi dalam operasional pencapaiannya. Perkembangan cyber space, internet, informasi elektronik dan digital, walaupun kenyataannya sering terlepas dari sistim nilai dan budaya sangat cepat terkesan oleh generasi muda yang cenderung cepat dipengaruhi oleh elemen-elemen baru yang merangsang Tahap perencanaan denganrangka kerja yang terarah, terencana mewujudkan keseimbangan dan minat (motivasi)
3. Tahap aktualisasi secara sistematis disamping kurikulum ilmu terpadu dan holistik, sangat perlu pembentukan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang dari awal mendapatkan pembinaan yang mendukung kemajuan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Untuk mencapai tujuan ini diperlukan aktualisasi pendidikan nasional yang baru dengan prinsip-prinsip : (1) partisipasi masyarakat di dalam mengelola pendidikan (community based education); (2) demokratisasi proses pendidikan; (3) sumber daya pendidikan yang profesional; dan (4) sumber daya penunjang yang memadai, dan (5) membangun pendidikan yang berorientasi pada kualitas individu berbasis karakter


4. Amy Gudmann dalam bukunya “Demokratic Education” menggambarkan keterkaitan antara negara, politik dan pendidikan dan menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah ‘Conscious Social Reproduction’.
a. apa yang dimaksud dengan Conscious Social Reproduction dan kaitannya dengan proses pembuatan kebijakan pendidikan disekolah (kurikulum, materi ajar, tujuan pembiayaan serta akuntability
Yang dimaksud dengan Conscious Social Reproduction (CSR) :
adalah menumbuhkan warga yang mampu mandiri secara otonom atas aturan-demokratis di mana praktek dan otoritas dipahami sebagai sesuatu yang mana mengharuskan kita secara aktif, sadar dan setuju untuk berpartisipasi dalam sebuah demokrasi, bukan hanya menerima sebagai suatu yang alami dalam berdemokrasi Hal ini menyatakan bahwa suatu tatanan sosial bisa saja untuk mengatasi kesewenang-wenangan sendiri. Politik dunia konstruksi mencakup aspek-aspek praktek sehari-hari kita di mana kita bertanya satu sama lain apakah yang kita lakukan sehari-hari mereproduksi dunia sosial seperti yang kita berharap hal itu terjadi ketika kita berpikir tentang hal-hal seperti keadilan, kemajuan, dan masyarakat. Partisipasi dalam konstruksi dunia, misalnya, dapat menjadi 'pribadi' dibenarkan sebagai mencari nafkah atau mendukung keluarga, bisa didisiplinkan oleh kontrol sosial ideologis atau dibatasi oleh suatu etos teknokratis. Hal ini bukan apa-apa untuk berpartisipasi dalam politik pembangunan dunia yang dipertaruhkan dalam banyak perdebatan, melainkan apa yang dipertaruhkan adalah kualitas kesadaran menghadiri partisipasi tersebut, Bagi mereka yang menganggap demokrasi sebagai martabat hanya dilayani oleh suatu politik pembangunan dunia yang bertanggung jawab, yaitu, reproduksi sosial sadar [CSR], tidak satupun dari motif pribadi atau ideologi didorong cukup. Jika ada retorika karakteristik yang berhubungan dengan CSR, itu adalah bahwa transparansi sosial intersubjektif. Di sini, kesadaran diri sebagai sosial tertanam diperlukan untuk martabat politik mengetahui bahwa, apa pun resmi kami 'mandat,' kami secara faktual terlibat, baik atau buruk, dalam bagaimana dunia sosial dibangun melalui bagian kita dalam sehari-hari reproduksi. Ini harus mengikuti, kemudian, bahwa kita tepat bahwa martabat tidak hanya melalui tindakan abstrak pemungutan suara, namun melalui musyawarah politik.
Keterkaitannya dengan Kurikulum, kurikulum merupakan suatu perencanaan pendidikan yang didalamnya terdapat berbagai komponen yaitu materi ajar, tujuan yang akan dicapai.Seperti kompetensi dasar,dan standart kompetensi. Sebagai perancang pendidikan kita dapat merancang pendidikan itu dengan berbagai cara didalam kurikulum agar kelihatan menarik, indah, variatif, tidak membosankan, mendalam dan tentunya mengandung pesan moral di dalamnya. Dengan kata lain memasukkan hakekat seni didalam kurikulum.Jadi tidak terfokus hanya ke dalam kognitif semata tetapi harus mengandung unsur seni di dalamnya sebagai variasi pembelajaran. Kurikulum sekarang masih kurang menarik ,karena masih terfokus pada penguasaan materi semata.Untuk itu sebagai perencana pendidikan kita dapat memasukkan hakekat seni dalam kurikulum .Unsur estetika kita masukkan dalam kompetensi dasar. Contohnya mata pelajaran SAIN, dengan pokok bahasan Pesawat sederhana. Di sini anak anak kita tuntut bukan hanya menghafalkan jenis-jenis peswat sederhana ,tetapi kita masukkan unsur seninya seperti membuat skemanya,jadi nampak variatip. Dalam hal ini anak-anak sudah menghafal,tidak merasa bosan ,akan lebih mendalam ,lebih menarik perhatian sehingga lebih besar kemungkinannya anak –anak cepat mengerti. dengan demikian keterkaitannya dengan CSR adalah kesadaran bersama dalam menetapkan sebuah kurikulum yang relevan dengan tuntutan jaman sehingga setiap orang akan secara sadar untuk berpikir maju kearah yang lebih kondusif.

b. berkaitan dengan soal no.4 bagaimana pendidikan indonesia masa depan sebaiknya dikelola agar responsif terhadap kebutuhan dan permasalahan masyarakat secara lokal, nasional dan internasional.
Dalam bidang pendidikan yang harus diperhatikan adalah peranan Guru, siswa dan materi pelajaran, agar siswa mampu bersaing kedepannya:
1. Guru
Guru sebagai fasilitator harus mampu mengikuti kemajuan tehnogi informasi sekarang ini ,sehingga lewat penguasaan tehnologi itu seorang guru dapat memfasilitasi siswa dalam belajar .
Guru harus mampu mengarahkan anak ke arah penemuan atau pengembangan daya cipta anak dan bukan lagi sekedar hafalan materi.Jadi siswa diarahkan untuk mencipta.
Guru mendorong /membangkitkan kreatifitas anak dalam belajar bukan lagi menyuapi anak dengan segudang materi ajar.
2. Siswa
Siswa bukan lagi menghafal materi atau pendengar tetapi harus menjadi seorang pencari ilmu ,artinya anak didik tidak lagi pasif menunggu perintah guru tetapi harus aktif dan kreatif untuk mencari ilmu itu .Dengan demikian siswa akan lebih banyak menggunakan daya nalarnya dari pada daya hafalnya (daya ingat )
3. Materi
Materi ajar harus disesuaikan dengan kemajuan zaman dan kebutuhan pasar terutama didaerah tersebut sesuai dengan otonomi daerah sekarang ini.


5. Dari pengalaman negara maju (USA, Jepang , UK dll) memperlihatkan bahwa pendidikan yang tepat dan baik adalah suatu kewajiban dan kemestian.
a. bagaimana pandangan teori orientasi nilai dan pattern variables dalam membangun sebuah masyarakat melalui pendidikan.
Teori orientasi nilai (teori Kluckhohn) menyatakan bahwa manusia harus dapat menyelesaikan masalah dasar yang berhubungan dengan eksistensi manusia yang berpedoman pada masalah masa lampau, sekarang dan harapan untuk masa mendatang. secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. masalah yang dimiliki manusia bermacam-macam sesuai dengan interaksi dilingkungan sosialnya sehingga harus harus menghasilkan pengambilan keputusan yang tepat.
2. manusia berhadapan dengan waktu masa lampau, sekarang dan yang akan datang sehingga nilai ini dapat disam[aikan melalaui lembaga pendidikan.
3. masalah kehidupan yang saling berkaitan dengan alam, dimana peranan ilmu adalah untuk meningkatkan taraf hidup dengan memanfaatkan alam sebagai sarana menuju kesejahteraan sosial, hal ini dapat disampaikan melalui media pendidikan.
4. masalah kerja. dimana pandangan akan pekerjaan ini akan dibudayakan melalui pendidikan generasi muda.
5. masalah pemilikan kebudayaan itu sendiri baik dari segi matreialisme dan spiritualisme.
6. masalah apakah hakekat manusia itu sebenarnya, yang menggambarkan pola perilaku dalam kehidupan anggota masyarakat yang selanjutnya akan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Talcot Parson memperkenalkan suatu taksonomi nilai dasar yakni “Pattern Variabels”, sebagai berikut:
1. dasar pemilihan objek, apakah dari keturunan atau keberhasilan
2. kepatutan atau tidak, atas dasar pertimbangan perasaan atau netral perasaan
3. ruang lingkup perhatian dan kewajiban terhadap sebuah objek, yaitu apakah perhatian harus jelas atau tidak
4. norma yang dominan terhadap suatu objek baik secara universal maupun khusus
5. relevan atau tidaknya kewajiban kolektidalam konteks tertentu yang didasarkan pada kepentingan pribadi atau kolektif.
Jadi, teori klunckohn dan parson ini tidak jauh berbeda, dimana setiap individu atau kelompok menyediakan jawaban terhadap pilihan yang ada dalam setiap masalah yang mereka hadapi dalam lingkungan sosialnya.

b. berkaitan dengan soal no.5 poin a, nilai-nilai apa saja yang harus diacu/ditransmisikan agar bangsa mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai-nilai yang harus ditransmisikan agar bangsa mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dapat diterapkan dalam pola pembinaan anak didik dengan membina perilaku dan etika dalam dunia pendidikan, yakni:
1. Membiasakan Kejujuran. Setiap orang baik guru maupun orang tua wajib menanamkan nilai kejujuran pada anak dalam setiap ucapan dan perbuatan. Apabila aspek ini diabaikan, maka anak akan menjadi generasi pendusta;
2. Membiasakan Keadilan. Adil adalah sikap yang mampu mengontrol perilaku dan etika, sehingga mampu bersikap bijaksana dalam bertindak.
3. Membiasakan meminta Izin.
4. Membiasakan Bicara dengan Baik
5. Membiasakan Makan dan Minum dengan Baik
6. Membiasakan Bergaul yang Baik.
7. Membiasakan Kasih Sayang. Memberikan Penghargaan. Penghargaan akan menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa. Keberhasilan siswa dapat dihargai dengan senyuman, pujian, tepuk tangan, dan kata-kata. Apabila gagal tetap perlu dihargai atas kemauan dan keberaniannya untuk mencoba usaha tersebut.

6. Indonesia sejak tahun 1997 mengalami berbagai macam krisis. oleh sebab itu diperlukan paradigma baru pendidikan nasional yang bisa mendidik anak bangsa agar lebih cerdas dan berbudaya dimasa depan
a. apa pendapat prof. Tilaar dalam bukunya “Paradigma Baru Pendidikan Nasional”. jelaskan apa isi buku yg dimaksud.
Prof. Tilaar mengemukakan pokok-pokok paradigma baru pendidikan sebagai berikut: (1) pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang demokratis; (2) masyarakat demokratis memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan individu dan masyarakat yang demokratis; (3) pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global; (4) pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu serta demokratis; (5) di dalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif dan inovatif, pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam rangka kerjasama; (6) 4 Seri Pendidikan Karakterpendidikan harus mampu mengembangkan kebhinekaan menuju kepada terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan kebhinekaan masyarakat, dan (7) yang paling penting, pendidikan harus mampu meng-Indonesiakan masyarakat Indonesia sehingga setiap insan Indonesia merasa bangga menjadi warga negara Indonesia.

Pergantian era kekuasaan sangat mempengaruhi model dan kebijakan pendidikan yang dihasilkan. Pendidikan memang tidak bisa terlepas dari situasi politik sebuah bangsa. pada masa Indonesia merdeka pendidikan diarahkan sebagai medium pembangkit rasa nasionalisme. Karena keadaan tertentu, periode ini tidak banyak pengembangan pendidikan yang bisa diharapkan. Secara kualitas, pendidikan tetap terjaga mutunya hanya pendirian bangunan sekolah tidak banyak artinya. Pada masa Orde Baru, perubahan kurikulum senantiasa silih berganti. Perubahan dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi kepentingan global yang berubah. Hal ini pun masih dilanjutkan dengan pergantian kurikulum pada era reformasi. Kurikulum 2006 merupakan alternatif terakhir dari bangunan kurikulum dalam sejarah Indonesia. Artinya, pemerintah tetap belajar dari pengalaman. Lintasan pendidikan yang berusia cukup tua pada akhirnya menghasilkan kebijakan yang penuh nuansa keberpihakan pada esensi pendidikan itu sendiri.
Dengan paradigma baru pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia baru yaitu masyarakat madani Indonesia maka posisi pendidikan nasional harus disesuaika dengan tuntutan tersebut. Di dalam menentukan posisi pendidikan nasional tersebut beberapa konsep perlu dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut di dalam program-program serta kegiatan yang nyata. Konsep tersebut adalah sebaga berikut:
1) Redefinisi pendidikan nasional.
2) Pendidikan adalah proses pemberdayaan.
3) Pendidikan adalah proses pembudayaan.

Buku ini membahas beberapa topik, yaitu:
1. Mencari paradigma baru pendidikan nasional
- Refleksi masa lalu dan tantangan masa depan
- Masyarakat Indonesia baru: Peran pendidikan nasional
- Reposisi dan reaktualisasi pendidikan nasional
2. Paradigma baru pendidikan nasional
- Paradigma baru pendidikan nasional
- Desentralisasi pendidikan nasional dalam rangka pelaksanaan UURI No 22 dan UU RI No 25 tahun 1999
- Paradigma baru perencanaan dan manajemen pendidikan nasional di daerah
3. Reposisi pendidikan tinggi
- Pengembangan pendidikan tinggi; suatu refleksi
- Masalah perolehan dan penggunaan gelar akademik dalam masyarakat
- Pengembangan profesionalisme dalam era globalisasi
4. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan
- Visi, misi, dan kompetensi manajer pendidikan Islam menghadapi tantangan
- Reposisi dan reaktualisasi pendidikan madrasah dalam membangun masyarakat Indonesia baru; implikasinya dalam restrukturisasi kurikulum madrasah
- Partisipasi pendidikan Kristen dalam membangun masyarakat Indonesia baru
5. Pendidikan nasional dan kebudayaan
- Makna tradisi lisan dalam pendidikan
- Peningkatan apresiasi budaya dalam proses pendidikan

b. bagaimana pendapat saudara tentang paradigma baru pendidikan nasional tersebut dikaitkan dengan KBK/KTSP telah diberlakukan di Indonesia.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa bagaimana kita mendidik anak lebih penting dari pada berapa banyak kita mendidik anak ,artinya bahwa kwalitas mendidik lebih penting dari kwantitas didikan. Tentunya hal ini menyangkut cara,metode ataupun strategi yang kita pakai dalam mendidik anak.Banyaknya jumlah pertemuan terhadap anak tidak dapat menjadi jaminan akan keberhasilan kita dalam mendidik apalagi jika tidak dilaksanakan dengan benar, tetapi lebih ditentukan bagaimana kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang tersedia dengan baik.
Bila dikaitkan dengan KBK/KTSP, Peranan KTSP disini merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja seko-lah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat peserta didik memilki karakteristik dan latar belakang berbeda-beda, maka sekolah harus memperhatikan asas pemerataan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah.
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta team-kerja yang kompak dan transparan. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendi-dikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah.
Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terha-dap kebutuhan setempat. Strategi yang harus diperhatikan oleh sekolah dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP antara lain: menciptakan suasana yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah, mengubah paradigma (pola pikir) guru, serta memberdayakan staf. Dalam rangka pelaksanaan hasil pengembangan KTSP, sekolah harus mengembangkan fasilitas laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional.