Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

3.17.2010

LAPORAN BUKU

Judul Buku : KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Teori dan Praktik Pengembangan KTSP
Penulis : Dr. Wina Sanjaya, M.Pd
Penerbit : Kencana (Prenada Media group)
Cetakan : Pertama, Maret 2008
Tebal : 382 halaman
Penulis Laporan : Miftahul Hidayati (406 422)

Secara umum buku ini berisi tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pengembangan kurikulumnya. Untuk memudahkan pengelompokannya, maka buku ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama memaparkan tentang dasar-dasar pengembangan kurikulum. Dasar-dasar pengembangan kurikulum, yang terinci melalui hakikat kurikulum, landasan-landasan dalam proses pengembangan kurikulum, desain kurikulum, pendekatan dan model pengembangan kurikulum, dan pengembangan tujuan kurikulum serta pengembangan materi kurikulum.
Tidak sebatas teoritis, buku ini menjelaskan pula aplikasi dari teori tersebut, berupa pengembangan KTSP serta implementasinya dalam proses pendidikan. Bagaimana hakikat KTSP itu sendiri dan pengembangan dokumen KTSP. Bentuk implementasi kurikulum terlihat dalam pembahasan pada bab III yang berbicara tentang sistem pembelajaran, bagaimana mengajara dan belajar dalam rangka proses implementasi kurikulum, faktor psikologis dalam belajar, posisi guru dalam proses pembelajaran, serta strategi apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran. Bagian keempat buku ini berbicara tentang inovasi kurikulum dan pembelajaran. Evaluasi kurikulum dan pembelajaran serta dilengkapi juga dengan penilaian portofolio.
Kurikulum adalah salah satu istilah yang digunakan orang-orang Yunani untuk perlombaan olahraga, atau tempat yang digunakan untuk berpacu tersebut. dari pengertian ini, kurikulum mengalami perluasan makna sebagai satu jalur arahan dalam pencapaian tujuan dalam dunia pendidikan. Kurikulum dapat dipahami sebagai sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Kurikulum juga dipahami sebagai bentuk pengalaman belajar peserta didik. Disini kurikulum memiliki hubungan yang sangat erat dengan evaluasi keberhasilan pelaksanaan proses / kegiatan belajar mengajar. Siswa dituntut tidak hanya menguasai sisi kognitif atau pengetahuan dalam artian isi atau materi saja, akan tetapi juga dilihat proses siswa dalam memperoleh pengalaman belajar.
Kurikulum dipahami pula sebagai suatu bentuk program atau rencana untuk belajar. Ada beberapa pakar yang mengemukakan teorinya seputar kurikulum sebagai suatu rencana belajar, diantaranya Hilda Taba, Donald E. Orlosky, B. Othanel Smith, dan Peter F. Oliva. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi dan bahan disini adalah bahan kajian dan pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan penyelenggaraab satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam suatu kurikulum mesti ada perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Maka yang menjadi fungsi suatu kurikulum adalah dalam mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.
Diantara peran kurikulum adalah:
1. Peranan Konservatif
2. Peran kreatif
3. Peran kritis dan evaluatif
Adapun fungsi dari kurikulum adalah:
1. Fungsi penyesuaian
2. Fungsi integrasi fungsi diferensiasi
3. Fungsi persiapan
4. Fungsi pemilihan
5. Fungsi diagnostik
Mengutip apa yang disampaikan pada halaman 17 buku ini, tentang kurikulum dan pengajaran sebagai kesatuan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeeda satu sama lainnya. “Bagi Saylor, berbicara tentang kurikulum dan pengajaran itu seperti Romeo dan Juliet. Artinya, berbicara tentang Romeo adalah berbicara juga tentang Juliet. Romeo tidak akan berarti apa-apa tanpa juliet dan juga sebaliknya. Tanpa ada kurikulum sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif demikian juga tanpa pembelajaran atau pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-apa.” Inilah satu kelebihan buku ini. Mengungkapkan suatu teori tidak dengan bahasa yang rumit dan ‘berkelas’. Namun memberikan perumpamaan yang dapat dengan mudah diterima tanpa harus memikirkannya secara mendalam berkepanjangan.
Sisi ketergantungan yang terdapat pada kurikulum dengan pengajaran, juga dapat terjadi kemungkinan hubungan antara kurikulum dan pengajaran, seperti:
1. Model dualistis
2. Model berkaitan
3. Model konsentris
4. Model siklus
Peran guru dalam pembelajaran menurut Murray Printr (1993) adalah;
1. Implementers
2. Adapters
3. Developers
4. Researchers
Landasan pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara memprlajarinya. Menurut David Pratt istilah desain kurikulum lebih tepat digunakan dibandingkan dengan pengembangan kurikulum. Karena desain adalah proses yang disengaja tentang suatu pemikiran, perencanaan dan penyeleksian bagian-bagian, teknik, prosedur yang mengatur suatu tujuan atau usaha. Maka pengembangan kurikulum adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.
Menurut Seller dan Miller proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Proses pengembangan kurikulum diawali dengan menentukan orientasi kurikulum, berupa kebijakan-kebijakan umum, misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum, dan lain sebagainya. Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dievaluasi. Hasil evaluasi itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu seterusnya, hingga membentuk siklus.
Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller tersebut terdiri dari:
1. Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan
2. Pandangan tentang anak
3. Pandangan tentang proses pembelajaran
4. Pandangan tentang lingkungan
5. Konsepsi tentang peranan guru
6. Evaluasi belajar
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses pengembangan kurikulum adalah:
a. Rentangan kegiatan (Range of activity)
Dalam proses pengembangan kurikulum dimulai dari kegiatan pengembangan dari lingkup yang paling luas sampai kepada lingkup yang paling sempit. Disamping itu juga terkait dengan menghasilkan bahan-bahan pengajaran, seperti menyusun buku teks, modul, program-program film, rekaman audio dan lain sebagainya. Fungsi bahan pengajaran itu sendiri adalah untuk memberikan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan dan program kegiatan.
b. Tujuan kelembagaan (Institusional Purpose)
Tujuan kelembagaan merupakan sama artinya dengan visi dan misi sekolah. Menurut Zais, pengembangan kurikulum harus dimulai dengan nilai filosofis, kemudian asas psikologis, dan asas sosial budaya termasuk teknologis.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip fleksibilitas
3. Prinsip kontinuitas
4. Efektifitas
5. Efisiensi
Landasan pengembangan kurikulum
1. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum
a. Filsafat dan tujuan pendidikan
b. Filsafat sebagai proses berfikir
2. Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum
a. Psikologi perkembangan anak
- Sensorimotor
- Pra operasional
- Operasional konkret
- Operasional formal
b. Psikologi belajar
3. Landasan sosiologis teknologis dalam pengembangan kurikulum
a. Kekuatan sosial yang dapat mempengaruhi kurikulum
b. Kemajuan iptek sebagai bahan pertimbangan penyusunan kurikulum
Desain kurukulum sebagai disiplin ilmu
1. Subject centered Curriculum
2. Correlated Curriculum
3. Integrated Curriculum
Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat
1. Perspektif Status Quo
2. Perspektif pembaharuan
3. Perspektif masa depan
Desain kurikulum berorientasi pada siswa
1. Perspektif kehidupan anak di masyarakat
2. Perspektif psikologis
Model pengembangan kurikulum
a. Model Tyler
b. Model Taba
c. Model Oliva
d. Model Beauchamp
e. Model Wheeler
f. Model nicolls
g. Model dynamic Skilbeck
Pengembangan tujuan dan isi kurikulum
Wina Sanjaya mengutip pendapat Zeis untuk menyatakan pandangannya tentang pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan landasan atau azas-azas pengem-bangannya sebagai fondasi, selanjutnya mengembangkan komponen-komponen kurikulum. Pengembangan komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum. Kompoenn tersebut terdiri dari tujuan, isi, metode dan evaluasi.
Kurikulum menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyellenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sehingga jadilah kurikulum suatu konsep yang bertujuan.
Adapun alasan tujuan perlu dirumuskan dahulu dalam proses pengembangan kurikulum adalah:
1. Tujuan memiliki kaitan yang erat dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan
2. Proses pengembangan kurikulum dan desain model kurikulum yang dilakukan oleh guru dapat dimudahkan dengan adanya tujuan yang jelas
3. Tujuan yang jalas dapat digunakan sebagai konttrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran
Klasifikasi tujuan
a. Domain kognitif
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Penerapan
- Analisis
- Sintesis
- Evaluasi
b. Domain afektif
- Penerimaan
- Merespon
- Menghargai
- Mengorganisasi
- Karakteristik nilai
c. Domain Psikomotor
- Gerak refleks
- Keterampilan dasar
- Keterampilan perseptual
- Keterampilan fisik
- Gerakan keterampilan
- Komunikasi nondiskursif
Hierarki tujuan
a. Tujuan pendidikan nasional
b. Tujuan insstitusional
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran
Pengembangan materi kurikulum
a. Sumber materi yaitu dari masyarakat beserta budayanya, siswa dan ilmu pengetahuan.
b. Tahap penyeleksian materi kurikulum yaitu:
- Identifikasi kebutuhan (need assesment)
- Mendapatkan bahan kurikulum (assess the curiculum materials)
- Analisis bahan (analyze the materials)
- Penilaian bahan kurikulum (appraissal of curriculum materials)
- Membuat keputusan mengadopsi bahan (make an adoption decision)
c. Jenis materi dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan keterampilan siswa.
d. Kriteria penetapan materi kurikulum
- Tingkat kematangan siswa
- Tingkat pengalaman siswa
- Taraf kesulitan materi
Hakikat KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) disebutkan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing semua pendidikan.
Karakteristik KTSP yaitu:
1. KTSP berorientasi pada disiplin ilmu
2. KTSP berorientasi pada pengembangan individu
3. KTSP merupakan kurikulum yang mengakses kepentingan
4. KTSP merupakan kurikulum teknologis
Secara umum tujuan KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. Namun secara umum dapat dirtincikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antarsatuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Adapun dasar pengambilan keputusan KTSP adalah melalui dua landasan pokok, yaitu landasan empiris dan landasan formal. Yang menjdai landasan empiris adalah kenyataan rendahnya kualitas pendidikan, kondisi sosial dan keragaman budaya dan potensi yang terdapat di Indonesia, dan pasifnya peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan landasan formal KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Prinsip KTSP yaitu:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara lepentingan nasional dan kepentingan daerah
Komponen KTSP
1. Tujuan pendidikan
2. Struktur dan muatan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
- Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
- Kewarganegaraan dan kepribadian
- Estetika
- Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
3. Kalender pendidikan
Bab 7 buku ini menjelaskan sekaligus memberikan contoh pengembangan dokumen KTSP secara rinci. Tentunya ini akan sangat membantu dalam mengenali dan memahami proses pengembangan KTSP baik secara teoritis maupun praktisnya. Sementara bab 8, berisi tentang sistem pembelajaran, tidak jauh berbeda dengan teori-teori mengenai sistem pembelajaran yang disampaikan oleh banyak buku kependidikan lainnya.
Bab 9 sampai dengan bab 14 masih berbicara seputar konsep dan teori belajar mengajar dan implementasi kurikulum pada proses tersebut. Baru pada bab terakhir yakni bab 15 dijelaskan mengenai penilaian portofolio, pengertian, prinsip dan kelebihan serta kekurangannya dan bagaimana tahapan pelaksanaannya.
Satu hal lagi, Wina Sanjaya menawarkan berbagai teorinya dengan merujuk pada 44 buku rujukan yang mayoritas ditulis oleh penulis luar negeri. Di satu sisi ini memang bisa menjadi kelebihan buku ini, namun di sisi lain disinilah letak kekurangan buku ini. Dalam proses implementasi kurikulum (KTSP) tentunya yang akan lebih paham adalah pemerhati pendidikan dalam negeri dibanding penulis luar negeri yang hanya ‘teoritis’ semata, tanpa mengetahui bagaimana aplikasi sebenarnya di Indonesia.
Adalah pilihan yang tepat untuk menjadikan buku ini salah satu referensi wajib dalam proses pembelajaran terkait dengan kurikulum serta pengembangannya. Atau sebagai pedoman praktis bagi guru, praktisi dan pemerhati pendidikan dalam merumuskan sebuah kurikulum pada suatu lembaga pendidikan.
Diposkan oleh Masfrana Wijaya di 21:47

Socializer Widget By Blogger Yard
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

0 komentar:

Posting Komentar