Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

4.29.2010

Jejak Sejarah Larangan Penulisan Hadits.

Salamun 'alaikum.

Nabi Muhammad melarang menulis hadits-nya

Ini telah didokumentasikan dalam Kitab Muslim, Ahmed dan sumber-sumber Kitab Hadis lain bahwa Muhammad telah melarang penulisan hadits-nya. Bukti historis mendukung fakta ini, karena kata-kata dan tindakan (Hadis & Sunnah) dinisbahkan pada Nabi belum muncul hingga abad kedua setelah kematiannya.

Quran telah meramalkan kemungkinan terjadinya pemalsuan/ penciptaan Hadis dan Sunah oleh musuh-musuh Nabi:

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.." 6:112

Mengambil Ibroh dari ayat di atas, maka AL-Quran mengajarkan kepada kita bahwa hal itu adalah kehendak Allah sehingga memungkinkan adanya penciptaan Hadis dan Sunnah yang akan berguna sebagai kriteria untuk mengungkapkan orang-orang yang percaya hanya dengan ucapan mereka, bukan isi hati mereka. Mereka yang tertarik pada Hadis dan Sunnah membuktikan ketidak benaran iman mereka:

"Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.." 6:113

Segera setelah kata-kata Al-Quran ini Allah memerintahkan kita untuk mengikuti Al-Quran SAJA, yang Allah gambarkan sebagai "sepenuhnya rinci" sebagai SATU-SATUNYA sumber hukum:

"Maka patutkah aku mencari hakim selain dari Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan terperinci? …..” 6:114

Kitab Hadis melaporkan bahwa Nabi memerintahkan untuk TIDAK menulis apa pun darinya kecuali Quran!

Ditunjukkan di bawah ini dua Hadis tersebut yang diambil dari sumber hadits yang paling dapat diandalkan, yaitu Sahih Muslim dan Is-haah Ahmad Ibn Hanbal:

(Nabi berkata, "Jangan menulis apapun dariku kecuali Al Qur'an." [Ahmad, Vol. 1, halaman 171, dan Sahih Muslim]

Hadis ini menyatakan bahwa Nabi mempertahankan larangannya hingga beliau meninggal. [Ahmed, Vol. 1, hal. 192]

(1) Ibn Saeed Al-Khudry melaporkan bahwa Rasul Allah telah berkata,

"Jangan menulis apapun dariku KECUALI QURAN. Siapa saja yang menulis sesuatu selain Al-Quran harus menghapusnya."

Berikut adalah peristiwa sejarah yang terjadi sekitar 30 tahun setelah Nabi Muhammad meninggal yang menunjukkan bahwa Nabi tidak pernah membatalkan perintah untuk tidak menulis dari mulut beliau SELAIN Quran. Namun demikian dalam kitab-kitab hadits terdapat beberapa hadis-hadis palsu yang oleh para ahli Hadis yang sama dianggap sangat lemah, yang mencoba untuk menunjukkan bahwa Muhammad telah mengubah larangannya tentang menulis hadits. Para pembaca hadits semestinya tahu, bahwa kejadian berikut terjadi sekitar 30 tahun setelah Nabi wafat, yang dengan sendirinya akan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad sebenarnya tidak pernah memberikan otorisasi penulisan hadits sejak beliau mengatakan kepada para pengikutnya untuk tidak menulis selain Al-Quran ..

(2) Dari Ibnu Hanbal;

Zaid bin Tsabit (yang paling dekat penulis wahyu dengan Nabi) mengunjungi Khalifa Mu’aawiyah (lebih dari 30 tahun setelah wafatnya Nabi), dan menceritakan sebuah kisah tentang Nabi. Mu’aawiyah menyukai cerita tersebut dan memerintahkan seseorang untuk menuliskannya. Tapi kata Zaid. "Rosul Allah memerintahkan kita untuk tidak pernah menulis apapun dari hadis-nya,"

(3) Buku terkenal, "Ulum Al-Hadits" karangan Ibn al-Salah, melaporkan sebuah hadis dari Abu Hurairah di mana Abu Hurairah mengatakan bahwa Utusan Allah datang kepada kami ketika kami menulis hadis-hadisnya dan berkata; "Apa yang Anda tulis? " Kami berkata, "Hadis yang kami dengar dari Anda, wahai Utusan Allah." Dia berkata, "Sebuah kitab selain Kitab Allah?!" Kami berkata, "Haruskah kami menceritakan tentang Anda?" Dia berkata, Ceritakanlah tentang aku, hal itu mungkin akan merupakan kebaikan, tetapi orang-orang yang berbohong akan pergi ke neraka. Abu Hurairah berkata, kami kumpulkan apa yang kami tulis tentang Hadis dan membakarnya kedalam api.

(4) Dalam bukunya yang terkenal, "Taq-yeed Al-Ilm", Abu Hurairah berkata, utusan Allah diberitahu bahwa ada orang yang menulis hadits. Dia mengambil ke mimbar masjid dan berkata, "Apa ini buku yang saya dengar Anda tulis? Saya hanya seorang manusia. Siapapun yang memiliki tulisan-tulisan ini pun harus bawa kemari. Abu Hurairah berkata bahwa kami mengumpulkan semua ini dan dibakar mereka dalam api.

(5) Ibn Hanbal dalam kitab Musnad, meriwayatkan sebuah hadis di mana Abdullah bin Umar berkata, "Utusan Allah suatu hari datang kepada kami seolah-olah ia akan segera meninggalkan kami dan berkata," Ketika saya pergi meninggalkan kamu (mati), berpeganglah pada Kitab Allah, haramkan apa yang diharamkan dan halalkan apa yang halal"

Beliau tidak pernah menyebutkan tentang Sunnah dalam hadis-hadis di atas..

(6) Sekali lagi, dalam buku "Taq-yeed Al-Ilm", Abu Saeed Al-Khudry berkata, "Aku meminta ijin kepada Utusan Allah untuk menulis hadis-hadis, tetapi ia menolak untuk memberikan izin."

(7) Haji perpisahan Nabi Muhammad adalah tonggak dalam sejarah Islam. Khotbah terakhir yang diberikan oleh Nabi selama haji ini disaksikan oleh ribuan umat Islam. Namun ada TIGA versi khotbah ini dalam kitab-kitab Hadis. Ini dengan sendirinya mencerminkan tingkat kecurangan dari kitab-kitab Hadis ini padahal adalah banyak yang menyaksikan pidato dari nabi Muhammad paling banyak:.

1 – Versi pertama, "saya meninggalkan kepada kamu semua, apa yang jika kamu pegang teguh, kamu tidak akan sesat, (yaitu) Kitab Allah dan Keluargaku. (Muslim 44 / 4, No. 2408; Ibn Hanbal 4 / 366; Darimi 23 / 1, no. 3319.

Hadits di atas adalah versi yang dipercaya (dibuat ?) oleh Muslim Syiah.

2 – Versi kedua, "Aku meninggalkan kepada kamu semua, apa yang jika kamu pegang teguh, kamu tidak akan sesat, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnahku". (Muwaththa, 46 / 3 )

Redaksi di atas adalah versi yang dipercaya (dibuat ?) oleh Muslim Sunni.

3 – Versi ketiga, " Aku meninggalkan kepada kamu semua, apa yang jika kamu pegang teguh, kamu tidak akan sesat, (yaitu) KITAB ALLAH." (Muslim 15/19, No. 1218; Ibnu Majah 25/84, Abu Dawud 11/56).

Dan HANYA kitab Allah. Versi ini dibenci oleh Muslim Sunni dan Syiah. HANYA versi yang sesuai dengan pernyataan berulang-ulang dalam Qur'an bahwa ajaran Muhammad HANYA QURAN. Banyak Muslim Sunni dan Muslim Syiah yang tidak tahu bahwa versi ini ada di khotbah tersebut. Pada kenyataannya, mereka tidak ingin tahu, kebenaran memang menyakitkan, tetapi ketahuilah bahwa api neraka jauh lebih menyakitkan.

Sejarah pendokumentasian hadits

Penulisan dan dokumentasi Sunah merupakan sesuatu yang menarik dan merupakan bagian penting dari sejarah Islam kita. Dalam semua rinciannya, pembaca sejarah dapat menemukan semua indikasi bahwa Allah mengizinkan terjadinya pemalsuan dari apa yang disebut Hadis dan Sunnah Nabi Muhammad sebagaimana Dia mengatakan kepada kita pada ayat 6:112-113.

Allah berulang kali mengatakan dalam Quran bahwa Kita-Nya, adalah lengkap, sempurna dan sepenuhnya terperinci, lihat 6:19, 38, 114, 115; 50:45, 12:111, dan jika Dia menghendaki tentu Dia dapat memberi kita ratusan Kitab, bukan hanya satu QURAN, lihat ayat 18: 109 dan 31:27. Allah tahu bahwa Al-Quran sudah cukup, dan bahwa mereka yang tidak merasa cukup dengan AL-Quran akan melakukan „mem-berhalakan“ orang-orang seperti Bukhari, Muslim, Ahmed dan lain-lain sebagai pesaing Allah dalam menetapkan hukum-hukum untuk addiin yang besar dan sempurna ini, lihat ayat 9:36,12:40, 30:43.

Hadis dan Khalifah Rashidiin

Keempat Khalifah Rashidiin yang pernah memerintah Muslimin setelah wafatnya Nabi Muhammad, tetap menghormati perintah Nabi dan melarang menulis dan menkoleksi hadis-hadis. Mereka percaya kepada Allah dalam Kitab-Nya dan menerima perintah Nabi.

Abu Bakr pada suatu ketika tidak begitu yakin apakah tetap menjaga apa yang ia ketahui dari hadis-hadis atau tidak. Dia telah mengumpulkan 500 Hadis selama persahabatan yang sangat panjang dengan Nabi Muhammad, tetapi dia tidak bisa tidur sampai akhirnya beliau membakar hadit-hadits tersebut.

Umar Ibn Al-Khattab bersikeras untuk memusnahkan Hadis yang dikumpulkan oleh putranya Abdullah. Sejarah Islam menyebutkan kisah Umar Ibn Al-Khattab yang menahan empat dari sahabat Nabi karena desakan mereka untuk menceritakan Hadis, merika ini adalah Ibnu Mas’oud, Abu al-Dardaa, Abu Mas’oud Al-Anssary dan Abu Dzarr Al-Ghaffary. Umar menyebut Abu Hurairah sebagai pembohong dan mengancam untuk mengirimnya kembali ke Yaman jika dia tidak berhenti mengatakan semua kebohongan tentang Nabi Muhammad. Dia lalu berhenti hingga Umar meninggal, kemudian mulai lagi menceritakan hadits.

Ali bin Abu Thalib, Khalifa keempat, dalam salah satu pidatonya berkata, "Saya mendesak semua orang yang telah menulis sesuatu yang diambil dari Utusan Allah untuk pulang dan menghapusnya. Orang-orang sebelum kamu dihapuskan karena mereka mengikuti Hadis dari ulama mereka dan meninggalkan Kitabullah mereka. " (Sunan Al-Daramy)

Khalifa Umar bin Abdul Aziz, yang mengawali

Abu Hurairah meriwayatkan hadis lebih dari pada orang lain termasuk Abu Bakr, Umar, Ali, dan Aysha yang tinggal bersama nabi sepanjang hidup mereka. Dalam waktu kurang dari dua tahun bersama Nabi, Abu Hurairah mampu meriwayatkan Hadis lebih dari pada semua sahabat Nabi bila dikumpulkan. Dia meriwayatkan hadis sebanyak 5.374. Ibn Hanbal menctat 3.848 Hadis darinya di dalam bukunya. Khalifah Terpimpin, Al-Khulafaa Al-Rashedun, yang memerintah Ummah Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad tetap menghormati keinginan Nabi untuk tidak menulis apa pun KECUALI Al-Quran dan mencela setiap upaya penulisan Hadis dan Sunnah. Komitmen mereka diikuti selama dua abad pertama setelah wafatnya Nabi. Seiring dengan berjalannya waktu, kebohongan-kebohongan tentang Nabi Muhammad tersebar luas dan orang-orang meninggalkan/ mengabaikan Al-Quran dan mencari Hadis, yaitu ketika Khalifa Umar bin Abdul-Aziz mengeluarkan perintah untuk mengizinkan penulisan Hadis dan Sunnah dengan berpikir bahwa hal tersebut akan dapat mengakhiri kebohongan tentang Nabi Muhammad. Namun demikian, pelan namun pasti, sejak saat itulah Islam bergeser dari Diin Allah, Quran, kepada Diin Hadis dan Sunnah yang awalnya dilarang oleh Allah dan Nabi-Nya. Segala puji bagi Allah, Dia tetap menjaga dan melindungi agama-Nya SEMPURNA, Islam dalam kitab-Nya bahwa Dia sebut debagai Hadits TERBAIK (Ahsanal Hadits).

Socializer Widget By Blogger Yard
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

0 komentar:

Posting Komentar